[X]close
PASANG BUKU TAMU SOBAT DISINI

Pages

Selasa, 28 Desember 2010

Belajar berhitung dengan sesuatu yang uniik

BElajar berHItung pake baHAsa jePANg ah,,,,

Dueh, jadi inget sama teman-teman yang suka memberikan teka-teki dimana mereka mengkonversi dari bahasa satu ke bahasa lain. Belajar menghitung dalam bahasa jepang kali ini dengan cara melihat, diucapkan, tindakan atau dengan imajinasi…kuncinya adalah sebagai berikut:

Inggris Jepang Pengucapan Tindakan atau Imajinasi
One Ichi Itchy Menggaruk
Two Ni Knee Memegang lutut
Three San Sun Menunjuk langit
Four Shi She Menunjuk perempuan
Five Go Go Berjalan
Six Roku Rock Bersuara seperti rocker
Seven Shishi Shi-chi Flu
Eight Hachi Hat-chi Bersin
Nine Kyu Coo Baju koko
ten Ju Ju Jubaedah

Misalnya , dalam bahasa inggris angka satu yaitu One, sedangkan dalam bahasa jepang Ichi, cara membacanya yaitu Itchy. Dimana dalam bahasa inggris Itchy berarti menggaruk, untuk mudah mengingat angka satu dalam bahasa jepang kita bisa membayangkan saat kita menggaruk tangan yang gatal. Seperti ini, jika kita lupa angka satu maka kita bisa membayangkan saat tangan kita gatal, apa yang kita lakukan???yaitu menggaruk…jadi, jika kita ingat menggaruk maka kita ingat angka satu dalam bahasa jepang yaitu Ichi. Mudah bukan….????
Dengan metode seperti itu, kita bisa mengasosiasikan informasi ataupun berbagai hal yang ingin kita ingat dengan lokasi, nama, kata ataupun kalimat tertentu. Lebih mudah lagi jika angka-angka tersebut dibuat dalam bentuk gambar untuk memudahkan visualisasi. Karena dalam menghafal urutan huruf, kata, kalimat, nomor dan bahasa merupakan gabungan antara aktivitas otak kiri dengan otak kanan yang membayangkan benda tersebut. Dengan menggunakan teknik seperti diatas prinsip memori hanya sekali, artinya sekali membaca disertai dengan visualisasi dan diikuti dengan gerakan-gerakan akan mudah dihafal dan bertahan lama dalam ingatan. Begitu juga ketika akan di-recall (pemanggilan kembali), otak akan cepat merespon. Misalnya, jika kita ingat sepupu kita yang bernama Jubaedah, maka kita akan ingat angka sepuluh dalam bahasa jepang yaitu Ju...gimana????huh,,,mudah sekali kannnn...!!!!!!Selamat Mencoba...!!!!Where there is will there is a way...Dimana ada kemauan disitu ada jalan...so, Do it Now!!!!!
GOOD LUCK,,,!!!

Mengatasi Ejakulasi Dini




Hingga kini belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengobati ejakulasi dini. Tapi ada beberapa trik atau teknik tertentu yang cukup efisien dalam menunda ejakulasi. Empat hal berikut bisa anda lakukan untuk Anda yang kesulitan menunda ejakulasi. Dengan empat teknik berikut anda bisa memperpanjang permainan seks anda dan bisa memuaskan pasangan anda.

1. Variasiakan Pola Gerakan
Saat melakukan penetrasi di vagina pasangan anda jangan melakukan gerakan yang monoton, lakukan variasi gerakan antara tusukan dalam dan tusukan dangkal. Secara berkala anda sebaiknya menghentikan gerakan sama sekali saat penis masih di liang vagina sementara anda bisa tetap melakukan kegiatan seks yang lain seperti mencumbui bibir atau payudaranya. Gerakan yang bervariasi seperti ini selain bisa menunda
ejakulasi, juga bisa membuat pasangan anda akan terangsang biasanya karena ia akan berpikir dan menebak-nebak apa yang akan anda lakukan selanjutnya kepadanya.

2. Kencangkan Otot Pubokoksigeus Anda
Teknik ini memerlukan otot Pubokoksigeus yang kuat. Otot ini, terletak di bagian bawah penis dekat anus, bisa dilatih dengan metode kegel. Jika anda merasa akan mendekati ejakulasi berhentilah melakukan gerakan penetrasi. Tarik penis anda kira-kira satu inci tapi jangan semuanya. Kencangkan otot yang dimaksud dan tahan selama 10 detik, laku kembalikan gerakan dengan tusukan dangkal.

3. Tekanan pada Perineum
Teknik ini sederhana dan telah dipraktekkan selama ribuan tahun di China. Sebelum terjadi ejakulasi, gunakan tiga telapak jari anda untuk memberikan tekanan pada Perineum, yaitu daerah akan mengalirnya mani anda antara skortum dan anus. Lakukan latihan ini saat masturbasi atau onani karena untuk menemukan tempat yang tepat agak sulit.

4. Mengubah-ubah Stimuli
Jika anda sangat terangsang tapi tidak diambang ejakulasi, berhentilah melakukan gerakan dan berhubungan seks dengan pasangan secara manual atau oral. Dengan mengubah-ubah stimuli anda dapat mengatur kapan saat yang tepat untuk ejakulasi.

Dengan menggunakan empat trik di atas anda akan bisa mengatasi dan mengendalikan ejakulasi dini anda sehingga bisa berhubungan intim lebih lama dan lebih memuaskan dengan pasangan anda.

Ereksi Saat Mimpi Basah


Hampir semua pria pernah mengalami mimpi seks atau mimpi basah. Dimulai sejak usia 14 atau 15 tahun sampai umur 50 tahun. Pada saat tidur, pria biasanya bermimpi sedang berciuman, berpelukan dan kemudian berusaha melakukan koitus, dan tiba-tiba mencapai puncaknya dan terjadi ejakulasi yang kemudian terbangun dan merasa celananya basah.


Frekuensi mimpi seks (wetdream) tidak sama pada setiap orang dan setiap usia. Ada yang satu kali dalam dua hari atau satu kali dalam tiga hari, umumnya paling sedikit satu kali seminggu.

Pria usia muda sangat sering bermimpi seks. Makin bertambah usia seorang pria makin jarang dia bermimpi seks. Apalagi jika masturbasi cukup sering dilakukan misalnya sekali dalam dua hari, biasanya sehabis melakukan masturbasi malamnya tidak bermimpi seks lagi. Tetapi besoknya kemungkinan besar akan mendapat mimpi seks lagi.

Pada pria yang sudah menikah, mimpi seks bisa terjadi jika dalam 3 hari tidak melakukan hubungan seks. Ada yang mengalami lebih jarang dan ada yang lebih sering. Keadaan itulah tanda yang sehat seksual.

Didalam mimpi, penis dirasakan ereksi, tetapi seberapa kuat ereksi penis saat mimpi sulit diketahui. Waktu mimpi seks sangat singkat antara bercumbu koitus dalam mimpi. Lagi pula pada waktu bermimpi orang sedang tidur, hanya dalam mimpi terasa ereksi lalu koitus dan ejakulasi. Tetapi berapa kuat ereksinya, tidak pernah benar-benar bisa disadari pada waktu itu. semua pria menikmati mimpi seks karena itu sesuatu kenikmatan yang tinggi dan kadang-kadang sesuatu hiburan bila kebetulan tidak mempunyai pasangan.

Mekanisme Terjadinya Ereksi (Tumescensi) Pada Penis

Pada saat istirahat (tanpa aktivitas seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-otot polos di trabekel yakni sekitar sinusoid akan mengalami kontraksi (penciutan) sehingga darah yang masuk ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga sinusoid di Corpora Cavernosa hanya terisi sedikit darah sehingga penis dalam keadaan lembek.

Ketika tubuh menerima rangsangan seksual baik melalui penglihatan, perabaan, penciuman, fantasi (khayalan) dan sebagainya, maka penerima stimulasi seksual akan segera bereaksi dan mengirim pesan kepada sistem syaraf yang dilanjutkan ke hipotalamus kemudian turun ke bawah melalui wedulla spinalis atau sumsum tulang belakang.
Selanjutnya melewati nucleus atau inti-inti syaraf otonom di S2-4 (vertebra sacralis) diteruskan ke jaringan-jaringan erektil di Corpora Cavernosa. Di dalam jaringan erectil ini, dihasilkan bermacam-macam neurotransmitter (penghantar impuls syaraf).
Salah satu yang amat berperan untuk membuat penis ereksi ialah NO (nitrogen oksida). NO dihasilkan dari oksigen dan L-Arginin di bawah kontrol sintase nitrik oksida. Sesudah terbentuk, NO dilepaskan dari neuron dan endotel sinusoid di Corpora Cavernosa. NO menembus sel otot polos yang mengaktifkan enzim yang disebut guanilyl cyclase. Guanilyl cyclase selanjutnya mengubah guanosin triphosphat (GTP) menjadi siklik guanosin Monophosphat (cGMP). Melalui beberapa proses kimiawi, cGMP membuat otot-otot polos dalam Corpora Cavernosa di dalam trabekel-trabekel dan di dalam arteriol-arteriol mengalami relaksasi sehingga seluruh pembuluh darah di Corpora Cavernosa serta sinusoid akan mengalami pelebaran atau pembesaran.
Selanjutnya rongga-rongga (sinusoid) penuh dengan darah sehingga penis mulai membesar. Rongga-rongga yang terisi itu kemudian menekan pembuluh darah balik (vena) di dekatnya sehingga darah tidak bisa ke luar dari Corpora Cavernosa dan darah terperangkap di Corpora Cavernosa dan penis tambah besar sampai keras. Selama proses itu terjadi, impuls seksual terus timbul di dalam otak dan terjadi relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah dan trabekel-trabekel sehingga terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah serta pembesaran sinusoid maka penis akan terus mengeras.

Detumescensi (Menurunkan Ereksi)

Untuk menjaga supaya ereksi tidak terjadi terus-menerus, maka cGMP harus dikurangi sehingga tidak terjadi relaksasi otot-otot polos terus menerus. Di dalam sel otot polos di dalam Corpora Cavernosa ada mekanisme tersendiri, yakni adanya 5 yang mengubah cGMP menjadi 5 guanosine wonophospbat (SGMP), sehingga jumlah cGMP berkurang.
Bila cGMP tinggal sedikit maka relaksasi otot polos akan hilang kemudian mengkerut (kontraksi) sehingga penis menjadi kecil atau kembali ke fase istirahat. Kemudian bila ada stimulasi seks, NO akan dibentuk lagi dan akhirnya cGMP akan meningkat dan otot polos akan mengalami relaksasi dan penis ereksi lagi.
Selama tidak ada stimulasi seks, penis akan tetap istirahat. NO tidak diproduksi sehingga cGMP tidak terbentuk dan penis akan tetap lembek. Demikian mekanisme ereksi, istirahat, ereksi dan istirahat dari penis manusia.

Minggu, 26 Desember 2010

Hukum Masturbasi



‘Assalamu Alaikum wr. wb.
Masturbasi atau onani dalam fiqih disebut Istimna. Para ulama beda pendapat mengenai hal ini.
Imam Malik dan Syafi’i mengharamkan masturbasi dengan merujuk pada ayat berikut.
“Sungguh beruntung orang-orang beriman. (QS. Al-Mukminun 23:1)
“(yaitu) orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali untuk pasangannya (suami/isterinya)…” (QS. Al-Mukminun 23: 5-6)
“Barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melewati batas”. (QS. Al-Mukminun 23: 7)
“Barangsiapa yang mencari di balik itu.” Maksudnya adalah yang mencari kepuasan seksual bukan dengan isteri/suaminya, tapi dengan cara yang lain seperti homoseks, masturbasi, lesbi, dll. Inilah yang menjadi landasan Imam Syafi’i dan Imam Malik mengharamkan masturbasi.
Namun, sebagian ulama dari Mazhab Hanafi dan Hanbali mempunyai pendapat yang lebih longgar (moderat). Menurut mereka, masturbasi secara prinsip hukumnya terlarang/haram, namun apabila dorongan seksual seseorang sangat tinggi padahal belum mampu menikah dan kalau dorongan seksual tersebut tidak disalurkan akan membawa pada dosa yang lebih besar yaitu zina, maka dalam kondisi seperti ini masturbasi hukumnya menjadi mubah atau diperbolehkan. Inilah yang disebut akhaffu dhararain (melaksanakan yang paling minimal madharatnya, dengan kata lain daripada terjerumus pada zina lebih baik melakukan masturbasi).
Alangkah baiknya bila adik banyak mengisi hari dengan kegiatan positif seperti study club, olah raga, dan pastinya pengajian. Sehingga pikiran tentang seks teralihkan kepada yang lain.Wallahu A’lam.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN TBC PARU



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Insidensi Tuberkulosis ( TBC ) dilaporkan meningkat secara drastis pada decade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada Negara berkembang atau yang mempunyai tingkat social ekonomi menengah ke bawah. Tuberkulosis ( TBC ) merupakan penyakit infeksi dengan urutan atas atau angka kematian ( mortalitas ) tinggi, angka kejadian penyakit ( morbiditas ), diagnosis, dan terapi yang cukup lama.

Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan Cina dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.

Tuberkulosis ( TBC ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC terutama menyerang paru – paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium Bovis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP PENYAKIT

  1. Pengertian

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis  dengan gejala yang sangat bervariasi.

Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

  1. Etiologi

Penyebab dari TB ini adalah Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat di udara bebas yang menyebabkan terjadinya infeksi pada paru – paru.

  1. Patofisiologi

Adanya Mycobacterium Tuberculosis di udara bebas masuk ke jalan napas dan ke Alveoli. Pada keadaan ini dapat dikatakan pasien mengalami infeksi primer. Kuman disebarkan dari paru melalui hematogen dan system limfe ke seluruh tubu, setelah itu organisme dikenali oleh antibodi dan reaksi kekebalan mulai berkembang. Kekebalan ini membuat periode laten selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Selama keadaan ini organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun pejamu tidak sakit tetapi tetap terinfeksi.

Proses infeksi secara umum tidak menimbulkan gejala. Gejala TB timbul dengan integritas kekebalan tubuh yang menurun misalnya malnutrisi, infeksi HIV, bertambahnya usia.  Sehingga lesi pada area yang terinfeksi yang lebih dari 80 % ditemukan di paru.

  1. Manifestasi Klinis

Adapun gejala yang sering muncul adalah :

  1. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah mengenai sebagian paru – paru.
  2.  Nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
  3. Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronchus dan batuk ini diperlukan untuk mengeluarkan produk – produk radang yang ada.
  4. Malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat pada malam hari.
  5. Demam seperti flu, menggiggil.

  1. Pemeriksaan Penunjang

  1. Tes Tuberkulin Intradermal

Dapat dilakukan bila klien sudah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.

  1. Radiologi

Ditandai adanya lesi pada paru

  1. Lab

Ditemukan adanya Mycobacterium Tuberculosis pada sputum.

  1. Histologi

  1. Penatalaksanaan
-         Istirahat cukup
-         Pengobatatan : anti mikroba jangka waktu lama

  1. Kombinasi obat pilihan
Isoniazid ( INH )
Entambutol ( EMB )
Rifampisin ( RIF )

  1. Dosis lazim untuk orang dewasa biasanya
INH : 5 – 10 mg/kg BB ± 300 mg sekali sehari
RIF : 600 mg sekali sehari
EMB : 15 – 30 mg/kg BB ± 25 mg sekali sehari

Pengobatan 6 bulan

ü      Fase pertama :
INH, RIF, dan Pirazinamid untuk dua bulan bisa ditambah Streptomisin / EMB bila diduga resisten terhadap INH.

ü      Fase kedua :
INH, RIF dua kali seminggu selama empat bulan. Pengobatan 9 bulan.
INH, RIF, setiap hari selama tiga bulan diikuti pemberian INH, dan RIF tiap hari atau dua kali seminggu sampai sembilan bulan.


B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

  1. Pengumpulan data

    • Aktivitas / istirahat
Gejala :
-         Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas karena badannya lemah
-         Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas.
Tanda :
-         Klien nampak lelah
-         Klien sering terbangun saat tidur

·        Integritas Ego
Gejala :
-         Klien mengatakan stress pada penyakitnya, menyangkal, dan gelisah

  • Makanan dan cairan
Gejala :
-         Klien mengatakan nafsu makannya menurun
Tanda :
-         BB menurun
-         Porsi makan tidak dihabiskan

  • Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
-         Klien mengatakan nyeri pada dada
Tanda :
-         Nampak memegang pada daerah yang sakit.

  • Pernapasan
Gejala :
-         Klien mengatakan sulit bernapas
-         Klien mengatakan batuk berdahak
Tanda :
-         Takipnea
-         Batuk produktif dengan sputum kehijauan

  • Sirkulasi

Tanda :
-         Takikardia
-         TD menurun

  • Interaksi Sosial
Gejala :
-         Klien mengatakan malu pada penyakitnya
Tanda :
-         Klien menarik diri dari lingkungannya

  • Hygiene
Gejala :
-         Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya.
Tanda :
-         Nampak Kusam.

  • Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala :
-         Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap penyakit TBC.
-         Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya.
Tanda :
-         Klien kurang memahami tentang penyakit dan penanganannya.
-         Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya.
-         Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

  1. Pengelompokkan data

Data Subyektif :

v     Klien kurang mampu melakukan aktifitas karena badannya lemas.
v     Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas.
v     Klien mengatakan stress karena penyakitnya.
v     Klien mengatakan nafsu makan menurun.
v     Klien mengatakan nyeri dada.
v     Klien mengatakan malu pada penyakitnya.
v     Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya.
v     Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap TBC.
v     Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya.
v     Klien mengatakan batuk berdahak.

Data Obyektif :

v     Klien nampak lemah.
v     Klien sering terbangun saat tidur.
v     Menyangkal, gelisah.
v     BB menurun.
v     Porsi makan tidak dihabiskan.
v     Nampak memegang daerah yang sakit.
v     Batuk produktif dengan sputum kehijauan.
v     Takipnea.
v     Takikardia.
v     TD menurun.
v     Klien menarik diri dari lingkungannya.
v     Klien kurang memahami tentang penyakitnya.
v     Klien nampak kusam.
v     Nampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya.
v     Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

  1. Analisa data
No.
Problem
Etiologi
Symptom
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis di paru
i
Mekanisme pertahanan tubuh, reaksi tubuh terhadap mikroorganisme
i
Meningkatkan produksi mucus
i
Penurunan fungsi silia
i
Bersihan jalan napas tidak efektif

DS :
-    Klien mengatakan batuk berdahak
-    Klien mengatakan sulit bernapas
DO :
-                Takipnea
-    Batuk produktif dengan sputum kehijauan
2.
Nyeri
Adanya inflamasi paru dekat pleura
i
Merangsang reseptor saraf sekitar yang mengeluarkan neurotransmitter : bradikinin, serotonin, prostaglandin
i
Merangsang ujung saraf pusat sekitar
i
Talamus
i
Korteks Serebri
i
Nyeri dipersepsikan
DS :
Klien mengatakan nyeri pada daerah dada
DO :
Klien nampak memegang pada daerah yang sakit
3.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batuk terus menerus
i
Kurangnya nafsu makan
i
Intake nutrisi kurang
i
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DS :
Klien mengatakan nafsu makan menurun
DO :
-                BB menurun
-    Porsi makan tidak dihabiskan
4.
Intoleransi aktivitas
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
i
Metabolisme glukosa menurun
i
Kelemahan
i
Intoleransi aktivitas
DS :
-    Klien kurang mampu melakukan aktivitas karena badannya lemas
-    Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya
DO :
-                Klien nampak lemah
-                Klien nampak kusam
-                Takikardia, TD menurun
5.
Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur
Rangsangan berupa batuk, nyeri dada, dan takipnea
i
Merangsang SSO untuk mengaktivasi RAS untuk mengaktifkan kerja organ tubuh
i
REM menurun
i
Klien sering terjaga
i
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terganggu
DS :
Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas
DO :
Klien sering terbangun saat tidur
6.
Gangguan konsep diri
Adanya penyakit TB
i
Mempengaruhi psikologis
i
Gangguan konsep diri
DS :
- Klien mengatakan malu pada penyakitnya
- Klien mengatakan stress pada penyakitnya
DO :
-         Menyangkal, gelisah
-     Klien menarik diri dari lingkungan
7.
Kurang Pengetahuan
Klien kurang memahami tentang penyakit TBC dan penanganannya
i
Kurang terpapar informasi tentang penyakit TBC dan penanganannya
i
Kurang Pengetahuan
DS :
Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya
DO :
Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya
8.
Potensial terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar
Kurang informasi
i
Ketidakmampuan klien dan keluarga mengenal proses penyakit, penyebaran, dan bahaya yang ditimbulkan
i
Klien dan keluarga tidak memperhatikan teknik pencegahan penyeberan penyakit
i
Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.
DS :
Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap TBC
DO :
Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar


  1. Diagnosa Keperawatan
*      Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya produksi mucus ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan batuk berdahak
-         Klien mengatakan sulit bernapas
DO :
-         Takipnea
-         Batuk produktif dengan sputum kehijauan


*      Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi yang ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan nyeri pada daerah dada
DO :
-         Klien nampak memegang daerah yang sakit

*      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO :
-         BB menurun
-         Porsi makan tidak dihabiskan

*      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan kurang mampu beraktivitas karena badannya lemas
-         Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya
DO :
-         Klien nampak lemah
-         Klien nampak kusam
-         Takikardia, TD menurun

*      Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan rangsangan batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas
DO :
-         Klien sering terbangun saat tidur

*      Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya penyakit ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan malu pada penyakitnya
-         Klien mengatakan stress pada penyakitnya
DO :
-         Menyangkal, gelisah
-         Menarik diri dari lingkungan

*      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan kurang memahami tentang penyakit dan penanganannya
DO :
-         Klien kurang memahami tentang penyakit dan penangannya
-         Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya

*      Potensial terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar berhubungan dengan ketidakmampuan klien dan keluarga mengenal proses penyakit, penyebaran, dan bahaya yang ditimbulkan dari penyakitnya ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan adanya riwayat keluarga yang pernah mengidap penyakit TBC
DO :
-         Terjadinya infeksi di lingkungan sekitar
-         Resiko pengobatan tidak tuntas / putus pengobatan.

  1. Perencanaan

DX
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari bersihan jalan napas menjadi efektif

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari bersihan jalan napas berangsur – angsur membaik dengan criteria :
-   Batuk berkurang atau hilang
-               Napas normal
-   Tidak ada produksi sputum saat batuk
1. Berikan posisi semi fowler dan anjurkan klien untuk batuk efektif dan napas dalam.




2. Berikan minuman hangat dan pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
3. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian obat mukolitik
1. Posisi semi fowler membantu memaksimalkan ekspansi paru untuk menurunkan upaya bernapas. Batuk efektif dan napas dalam meningkatkan gerakan secret sehingga mudah dikeluarkan.
2. Pemasukan cairan hangat membantu untuk mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan.
3. Agen mukolitik dapat menurunkan kekentalan dan perlengketan secret paru sehingga mudah dikeluarkan.
2.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari masalah nyeri dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari masalah nyeri berkurang dengan criteria :
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.

2. Anjurkan klien menggunakan bantal untuk menahan dada.

3. Berikan teknik distraksi



4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic.
1. Lingkungan yang nyaman dan tenang secara psikologis dapat mengurangi rasa sakit.
2. Bantal yang menahan dada dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri.
3. Teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian terhadap sakitnya.
4. Obat analgesic dapat menekan rasa nyeri.
3.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan nutrisi tubuh dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan criteria :
- Nafsu makan meningkat
- Porsi makan dihabiskan
1. Berikan penjelasan tentang pentingnya makan bagi kesembuhan penyakitnya.

2. Berikan pola diit pasien dan makanan yang disukai atau tidak disukai.
3. Berikan makanan sedikit tapi sering dengan tinggi protein dan karbohidrat, bentuk menarik dan hangat.
1. Penjelasan dapat membuat klien memahami tentang pentingnya makan untuk kesembuhan penyakitnya.
2. Membantu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
3. Memaksimalkan masukan nutrisi dan kebutuhan energi. Makanan yang menarik dan hangat dapat menambah nafsu makan.
4.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari klien kembali toleran terhadap aktivitasnya.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari toleransi aktivitas tidak terganggu dengan criteria :
-     Personal higyene terpenuhi
-     Kebutuhan ADL terpenuhi seperti makan, minum, BAB, BAK klien dapat terpenuhi.
-     Klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap
1. Berikan aktivitas yang ringan dengan istirahat yang cukup


2. Anjurkan keluarga membantu dalam pemenuhan ADL terhadap klien.
3. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian vitamin.
1. Menghemat energi untuk penyembuhan, istirahat yang cukup dapat memulihkan kesegaran.
2. Bantuan dapat mengimbangi ketidakmampuan klien dalam memenuhi ADL.
3.Vitamin dapat menambah kesegaran.
5.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat istirahat kembali dengan tenang.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan criteria :
-   Klien dapat tidur dengan nyenyak.
-   Klien tidak nampak letih dan lesu
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman.


2. Atur posisi yang nyaman pada saat klien akan tidur.
1. Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan tidur dan istirahat.
2. Posisi yang nyaman dapat meningkatkan istirahat dan tidur.
6.
Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari gangguan konsep diri klien dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari gangguan konsep diri klien dapat berkurang dengan criteria :
-   Klien mampu bersosialisasi dengan lingkungan.
-   Pasien tidak malu akan penyakitnya dan dapat kembali ke lingkungannya
1. Bantu pasien dalam mengekspresikan  perasaannya.
2. Berikan motivasi untuk kesembuhan pasien yaitu dengan penjelasan bahwa pasien tidak perlu malu apabila berobat secara teratur maka penyakitnya akan sembuh.
1. Eksplorasi perasaan dapat mengurangi tekanan psikologis.
2. Pemberian motivasi dan penjelasan dapat meningkatkan kepercayaan diri klien.
7.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari klien dapat mengerti dengan penyakitnya.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya dapat bertambah dengan criteria :
-   Klien menyatakan mengerti dengan penyakit yang dialaminya dan penanganannya.
-   Perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan
1. Diskusikan kepada klien tentang penyakitnya, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan. Identifikasi perawatan diri dan kebutuhan atau sumber pemeliharaan kesehatan.

2. Tekankan pentingnya mempertahankan masukan protein tinggi, dan diit karbohidrat dan pemasukan cairan hangat yang adekuat.


3. Jelaskan dosis obat, frekuensi, pemberian, dan alasan pengobatan lama.
1. Informasi dapat meningkatkan koping dan menurunkan ansietas dan masalah berlebihan. Faktor ini berhubungan dengan depresi dan kebutuhan untuk berbagai bentuk dukungan dan bantuan.
2. Memenuhi kebutuhan metabolic membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan. Cairan hangat dapat mengencerkan secret agar mudah keluar.
3. Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat.
8.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari tidak terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari berkurangnya penyebaran infeksi terhadap lingkungan dengan criteria :
- Pasien dan keluarga mengetahui tentang penyebaran, penyakit, dan pencegahannya.
1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang proses penyebaran penyakit.
2. Berikan penjelasan tentang pencegahan penyakit, misalnya menciptakan lingkungan yang bersih, seperti tidak membuang sampah sembarangan, dan memberikan tempat-tempat khusus untuk alat-alat yang dipakai klien.
1. Penjelasan dapat memberikan pemahaman kepada klien dan keluarga.
2. Penjelasan dapat memberikan pemahaman sehingga dapat dilaksanakan untuk mencegah penularan penyakit.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis  dengan gejala yang sangat bervariasi.

2. Penyebab dari TB ini adalah Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat di udara bebas yang menyebabkan terjadinya infeksi pada paru – paru.
3. Adanya Mycobacterium Tuberculosis di udara bebas masuk ke jalan napas dan ke Alveoli. Pada keadaan ini dapat dikatakan pasien mengalami infeksi primer. Kuman disebarkan dari paru melalui hematogen dan system limfe ke seluruh tubu, setelah itu organisme dikenali oleh antibodi dan reaksi kekebalan mulai berkembang. Kekebalan ini membuat periode laten selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Selama keadaan ini organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun pejamu tidak sakit tetapi tetap terinfeksi.

4. Gejala yang sering muncul adalah :
    1. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah mengenai sebagian paru – paru.
    2.  Nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
    3. Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronchus dan batuk ini diperlukan untuk mengeluarkan produk – produk radang yang ada.
    4. Malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat pada malam hari.
    5. Demam seperti flu, menggiggil.

5.Pemeriksaan Penunjang
a.      Tes Tuberkulin Intradermal
b.     Radiologi
c.      Lab
d.      Histologi

6.Penatalaksanaan
-         Istirahat cukup
-         Pengobatatan : anti mikroba jangka waktu lama

  1. Kombinasi obat pilihan
Isoniazid ( INH )
Entambutol ( EMB )
Rifampisin ( RIF )

  1. Dosis lazim untuk orang dewasa biasanya
INH : 5 – 10 mg/kg BB ± 300 mg sekali sehari
RIF : 600 mg sekali sehari
EMB : 15 – 30 mg/kg BB ± 25 mg sekali sehari

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.

Priice Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995. Patofisiologi, Edisi Empat. Jakarta : EGC.