[X]close
PASANG BUKU TAMU SOBAT DISINI

Pages

Minggu, 26 Desember 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN TBC PARU



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Insidensi Tuberkulosis ( TBC ) dilaporkan meningkat secara drastis pada decade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada Negara berkembang atau yang mempunyai tingkat social ekonomi menengah ke bawah. Tuberkulosis ( TBC ) merupakan penyakit infeksi dengan urutan atas atau angka kematian ( mortalitas ) tinggi, angka kejadian penyakit ( morbiditas ), diagnosis, dan terapi yang cukup lama.

Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan Cina dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia.

Tuberkulosis ( TBC ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC terutama menyerang paru – paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium Bovis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP PENYAKIT

  1. Pengertian

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis  dengan gejala yang sangat bervariasi.

Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

  1. Etiologi

Penyebab dari TB ini adalah Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat di udara bebas yang menyebabkan terjadinya infeksi pada paru – paru.

  1. Patofisiologi

Adanya Mycobacterium Tuberculosis di udara bebas masuk ke jalan napas dan ke Alveoli. Pada keadaan ini dapat dikatakan pasien mengalami infeksi primer. Kuman disebarkan dari paru melalui hematogen dan system limfe ke seluruh tubu, setelah itu organisme dikenali oleh antibodi dan reaksi kekebalan mulai berkembang. Kekebalan ini membuat periode laten selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Selama keadaan ini organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun pejamu tidak sakit tetapi tetap terinfeksi.

Proses infeksi secara umum tidak menimbulkan gejala. Gejala TB timbul dengan integritas kekebalan tubuh yang menurun misalnya malnutrisi, infeksi HIV, bertambahnya usia.  Sehingga lesi pada area yang terinfeksi yang lebih dari 80 % ditemukan di paru.

  1. Manifestasi Klinis

Adapun gejala yang sering muncul adalah :

  1. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah mengenai sebagian paru – paru.
  2.  Nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
  3. Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronchus dan batuk ini diperlukan untuk mengeluarkan produk – produk radang yang ada.
  4. Malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat pada malam hari.
  5. Demam seperti flu, menggiggil.

  1. Pemeriksaan Penunjang

  1. Tes Tuberkulin Intradermal

Dapat dilakukan bila klien sudah terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.

  1. Radiologi

Ditandai adanya lesi pada paru

  1. Lab

Ditemukan adanya Mycobacterium Tuberculosis pada sputum.

  1. Histologi

  1. Penatalaksanaan
-         Istirahat cukup
-         Pengobatatan : anti mikroba jangka waktu lama

  1. Kombinasi obat pilihan
Isoniazid ( INH )
Entambutol ( EMB )
Rifampisin ( RIF )

  1. Dosis lazim untuk orang dewasa biasanya
INH : 5 – 10 mg/kg BB ± 300 mg sekali sehari
RIF : 600 mg sekali sehari
EMB : 15 – 30 mg/kg BB ± 25 mg sekali sehari

Pengobatan 6 bulan

ü      Fase pertama :
INH, RIF, dan Pirazinamid untuk dua bulan bisa ditambah Streptomisin / EMB bila diduga resisten terhadap INH.

ü      Fase kedua :
INH, RIF dua kali seminggu selama empat bulan. Pengobatan 9 bulan.
INH, RIF, setiap hari selama tiga bulan diikuti pemberian INH, dan RIF tiap hari atau dua kali seminggu sampai sembilan bulan.


B.     KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

  1. Pengumpulan data

    • Aktivitas / istirahat
Gejala :
-         Klien mengatakan kurang mampu melaksanakan aktivitas karena badannya lemah
-         Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas.
Tanda :
-         Klien nampak lelah
-         Klien sering terbangun saat tidur

·        Integritas Ego
Gejala :
-         Klien mengatakan stress pada penyakitnya, menyangkal, dan gelisah

  • Makanan dan cairan
Gejala :
-         Klien mengatakan nafsu makannya menurun
Tanda :
-         BB menurun
-         Porsi makan tidak dihabiskan

  • Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
-         Klien mengatakan nyeri pada dada
Tanda :
-         Nampak memegang pada daerah yang sakit.

  • Pernapasan
Gejala :
-         Klien mengatakan sulit bernapas
-         Klien mengatakan batuk berdahak
Tanda :
-         Takipnea
-         Batuk produktif dengan sputum kehijauan

  • Sirkulasi

Tanda :
-         Takikardia
-         TD menurun

  • Interaksi Sosial
Gejala :
-         Klien mengatakan malu pada penyakitnya
Tanda :
-         Klien menarik diri dari lingkungannya

  • Hygiene
Gejala :
-         Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya.
Tanda :
-         Nampak Kusam.

  • Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala :
-         Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap penyakit TBC.
-         Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya.
Tanda :
-         Klien kurang memahami tentang penyakit dan penanganannya.
-         Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya.
-         Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

  1. Pengelompokkan data

Data Subyektif :

v     Klien kurang mampu melakukan aktifitas karena badannya lemas.
v     Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas.
v     Klien mengatakan stress karena penyakitnya.
v     Klien mengatakan nafsu makan menurun.
v     Klien mengatakan nyeri dada.
v     Klien mengatakan malu pada penyakitnya.
v     Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya.
v     Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap TBC.
v     Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya.
v     Klien mengatakan batuk berdahak.

Data Obyektif :

v     Klien nampak lemah.
v     Klien sering terbangun saat tidur.
v     Menyangkal, gelisah.
v     BB menurun.
v     Porsi makan tidak dihabiskan.
v     Nampak memegang daerah yang sakit.
v     Batuk produktif dengan sputum kehijauan.
v     Takipnea.
v     Takikardia.
v     TD menurun.
v     Klien menarik diri dari lingkungannya.
v     Klien kurang memahami tentang penyakitnya.
v     Klien nampak kusam.
v     Nampak bingung ketika ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya.
v     Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

  1. Analisa data
No.
Problem
Etiologi
Symptom
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif
Infeksi Mycobacterium Tuberculosis di paru
i
Mekanisme pertahanan tubuh, reaksi tubuh terhadap mikroorganisme
i
Meningkatkan produksi mucus
i
Penurunan fungsi silia
i
Bersihan jalan napas tidak efektif

DS :
-    Klien mengatakan batuk berdahak
-    Klien mengatakan sulit bernapas
DO :
-                Takipnea
-    Batuk produktif dengan sputum kehijauan
2.
Nyeri
Adanya inflamasi paru dekat pleura
i
Merangsang reseptor saraf sekitar yang mengeluarkan neurotransmitter : bradikinin, serotonin, prostaglandin
i
Merangsang ujung saraf pusat sekitar
i
Talamus
i
Korteks Serebri
i
Nyeri dipersepsikan
DS :
Klien mengatakan nyeri pada daerah dada
DO :
Klien nampak memegang pada daerah yang sakit
3.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batuk terus menerus
i
Kurangnya nafsu makan
i
Intake nutrisi kurang
i
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DS :
Klien mengatakan nafsu makan menurun
DO :
-                BB menurun
-    Porsi makan tidak dihabiskan
4.
Intoleransi aktivitas
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
i
Metabolisme glukosa menurun
i
Kelemahan
i
Intoleransi aktivitas
DS :
-    Klien kurang mampu melakukan aktivitas karena badannya lemas
-    Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya
DO :
-                Klien nampak lemah
-                Klien nampak kusam
-                Takikardia, TD menurun
5.
Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur
Rangsangan berupa batuk, nyeri dada, dan takipnea
i
Merangsang SSO untuk mengaktivasi RAS untuk mengaktifkan kerja organ tubuh
i
REM menurun
i
Klien sering terjaga
i
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terganggu
DS :
Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas
DO :
Klien sering terbangun saat tidur
6.
Gangguan konsep diri
Adanya penyakit TB
i
Mempengaruhi psikologis
i
Gangguan konsep diri
DS :
- Klien mengatakan malu pada penyakitnya
- Klien mengatakan stress pada penyakitnya
DO :
-         Menyangkal, gelisah
-     Klien menarik diri dari lingkungan
7.
Kurang Pengetahuan
Klien kurang memahami tentang penyakit TBC dan penanganannya
i
Kurang terpapar informasi tentang penyakit TBC dan penanganannya
i
Kurang Pengetahuan
DS :
Klien mengatakan kurang memahami tentang TBC dan penanganannya
DO :
Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya dan penanganannya
8.
Potensial terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar
Kurang informasi
i
Ketidakmampuan klien dan keluarga mengenal proses penyakit, penyebaran, dan bahaya yang ditimbulkan
i
Klien dan keluarga tidak memperhatikan teknik pencegahan penyeberan penyakit
i
Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.
DS :
Klien mengatakan ada riwayat keluarga yang mengidap TBC
DO :
Terjadinya penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar


  1. Diagnosa Keperawatan
*      Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya produksi mucus ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan batuk berdahak
-         Klien mengatakan sulit bernapas
DO :
-         Takipnea
-         Batuk produktif dengan sputum kehijauan


*      Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi yang ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan nyeri pada daerah dada
DO :
-         Klien nampak memegang daerah yang sakit

*      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO :
-         BB menurun
-         Porsi makan tidak dihabiskan

*      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan kurang mampu beraktivitas karena badannya lemas
-         Klien mengatakan kurang mampu melakukan perawatan dirinya
DO :
-         Klien nampak lemah
-         Klien nampak kusam
-         Takikardia, TD menurun

*      Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan rangsangan batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas ditandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan tidak bisa tidur karena adanya batuk, nyeri dada, dan sulit bernapas
DO :
-         Klien sering terbangun saat tidur

*      Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya penyakit ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan malu pada penyakitnya
-         Klien mengatakan stress pada penyakitnya
DO :
-         Menyangkal, gelisah
-         Menarik diri dari lingkungan

*      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan kurang memahami tentang penyakit dan penanganannya
DO :
-         Klien kurang memahami tentang penyakit dan penangannya
-         Klien nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya

*      Potensial terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar berhubungan dengan ketidakmampuan klien dan keluarga mengenal proses penyakit, penyebaran, dan bahaya yang ditimbulkan dari penyakitnya ditandai dengan :
DS :
-         Klien mengatakan adanya riwayat keluarga yang pernah mengidap penyakit TBC
DO :
-         Terjadinya infeksi di lingkungan sekitar
-         Resiko pengobatan tidak tuntas / putus pengobatan.

  1. Perencanaan

DX
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari bersihan jalan napas menjadi efektif

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari bersihan jalan napas berangsur – angsur membaik dengan criteria :
-   Batuk berkurang atau hilang
-               Napas normal
-   Tidak ada produksi sputum saat batuk
1. Berikan posisi semi fowler dan anjurkan klien untuk batuk efektif dan napas dalam.




2. Berikan minuman hangat dan pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
3. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian obat mukolitik
1. Posisi semi fowler membantu memaksimalkan ekspansi paru untuk menurunkan upaya bernapas. Batuk efektif dan napas dalam meningkatkan gerakan secret sehingga mudah dikeluarkan.
2. Pemasukan cairan hangat membantu untuk mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan.
3. Agen mukolitik dapat menurunkan kekentalan dan perlengketan secret paru sehingga mudah dikeluarkan.
2.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari masalah nyeri dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari masalah nyeri berkurang dengan criteria :
- Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tenang
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.

2. Anjurkan klien menggunakan bantal untuk menahan dada.

3. Berikan teknik distraksi



4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic.
1. Lingkungan yang nyaman dan tenang secara psikologis dapat mengurangi rasa sakit.
2. Bantal yang menahan dada dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri.
3. Teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian terhadap sakitnya.
4. Obat analgesic dapat menekan rasa nyeri.
3.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari kebutuhan nutrisi tubuh dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan criteria :
- Nafsu makan meningkat
- Porsi makan dihabiskan
1. Berikan penjelasan tentang pentingnya makan bagi kesembuhan penyakitnya.

2. Berikan pola diit pasien dan makanan yang disukai atau tidak disukai.
3. Berikan makanan sedikit tapi sering dengan tinggi protein dan karbohidrat, bentuk menarik dan hangat.
1. Penjelasan dapat membuat klien memahami tentang pentingnya makan untuk kesembuhan penyakitnya.
2. Membantu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
3. Memaksimalkan masukan nutrisi dan kebutuhan energi. Makanan yang menarik dan hangat dapat menambah nafsu makan.
4.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari klien kembali toleran terhadap aktivitasnya.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari toleransi aktivitas tidak terganggu dengan criteria :
-     Personal higyene terpenuhi
-     Kebutuhan ADL terpenuhi seperti makan, minum, BAB, BAK klien dapat terpenuhi.
-     Klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap
1. Berikan aktivitas yang ringan dengan istirahat yang cukup


2. Anjurkan keluarga membantu dalam pemenuhan ADL terhadap klien.
3. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian vitamin.
1. Menghemat energi untuk penyembuhan, istirahat yang cukup dapat memulihkan kesegaran.
2. Bantuan dapat mengimbangi ketidakmampuan klien dalam memenuhi ADL.
3.Vitamin dapat menambah kesegaran.
5.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari klien dapat istirahat kembali dengan tenang.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi dengan criteria :
-   Klien dapat tidur dengan nyenyak.
-   Klien tidak nampak letih dan lesu
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman.


2. Atur posisi yang nyaman pada saat klien akan tidur.
1. Lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan tidur dan istirahat.
2. Posisi yang nyaman dapat meningkatkan istirahat dan tidur.
6.
Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari gangguan konsep diri klien dapat teratasi.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari gangguan konsep diri klien dapat berkurang dengan criteria :
-   Klien mampu bersosialisasi dengan lingkungan.
-   Pasien tidak malu akan penyakitnya dan dapat kembali ke lingkungannya
1. Bantu pasien dalam mengekspresikan  perasaannya.
2. Berikan motivasi untuk kesembuhan pasien yaitu dengan penjelasan bahwa pasien tidak perlu malu apabila berobat secara teratur maka penyakitnya akan sembuh.
1. Eksplorasi perasaan dapat mengurangi tekanan psikologis.
2. Pemberian motivasi dan penjelasan dapat meningkatkan kepercayaan diri klien.
7.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 7 hari klien dapat mengerti dengan penyakitnya.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya dapat bertambah dengan criteria :
-   Klien menyatakan mengerti dengan penyakit yang dialaminya dan penanganannya.
-   Perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan
1. Diskusikan kepada klien tentang penyakitnya, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan. Identifikasi perawatan diri dan kebutuhan atau sumber pemeliharaan kesehatan.

2. Tekankan pentingnya mempertahankan masukan protein tinggi, dan diit karbohidrat dan pemasukan cairan hangat yang adekuat.


3. Jelaskan dosis obat, frekuensi, pemberian, dan alasan pengobatan lama.
1. Informasi dapat meningkatkan koping dan menurunkan ansietas dan masalah berlebihan. Faktor ini berhubungan dengan depresi dan kebutuhan untuk berbagai bentuk dukungan dan bantuan.
2. Memenuhi kebutuhan metabolic membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan. Cairan hangat dapat mengencerkan secret agar mudah keluar.
3. Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat.
8.
Tupan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari tidak terjadi penyebaran infeksi terhadap lingkungan sekitar.

Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 hari berkurangnya penyebaran infeksi terhadap lingkungan dengan criteria :
- Pasien dan keluarga mengetahui tentang penyebaran, penyakit, dan pencegahannya.
1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang proses penyebaran penyakit.
2. Berikan penjelasan tentang pencegahan penyakit, misalnya menciptakan lingkungan yang bersih, seperti tidak membuang sampah sembarangan, dan memberikan tempat-tempat khusus untuk alat-alat yang dipakai klien.
1. Penjelasan dapat memberikan pemahaman kepada klien dan keluarga.
2. Penjelasan dapat memberikan pemahaman sehingga dapat dilaksanakan untuk mencegah penularan penyakit.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

1. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis  dengan gejala yang sangat bervariasi.

2. Penyebab dari TB ini adalah Mycobacterium Tuberculosis yang terdapat di udara bebas yang menyebabkan terjadinya infeksi pada paru – paru.
3. Adanya Mycobacterium Tuberculosis di udara bebas masuk ke jalan napas dan ke Alveoli. Pada keadaan ini dapat dikatakan pasien mengalami infeksi primer. Kuman disebarkan dari paru melalui hematogen dan system limfe ke seluruh tubu, setelah itu organisme dikenali oleh antibodi dan reaksi kekebalan mulai berkembang. Kekebalan ini membuat periode laten selama beberapa bulan sampai beberapa tahun. Selama keadaan ini organisme hidup tapi tidak bereproduksi dan meskipun pejamu tidak sakit tetapi tetap terinfeksi.

4. Gejala yang sering muncul adalah :
    1. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah mengenai sebagian paru – paru.
    2.  Nyeri dada dapat timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
    3. Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronchus dan batuk ini diperlukan untuk mengeluarkan produk – produk radang yang ada.
    4. Malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat pada malam hari.
    5. Demam seperti flu, menggiggil.

5.Pemeriksaan Penunjang
a.      Tes Tuberkulin Intradermal
b.     Radiologi
c.      Lab
d.      Histologi

6.Penatalaksanaan
-         Istirahat cukup
-         Pengobatatan : anti mikroba jangka waktu lama

  1. Kombinasi obat pilihan
Isoniazid ( INH )
Entambutol ( EMB )
Rifampisin ( RIF )

  1. Dosis lazim untuk orang dewasa biasanya
INH : 5 – 10 mg/kg BB ± 300 mg sekali sehari
RIF : 600 mg sekali sehari
EMB : 15 – 30 mg/kg BB ± 25 mg sekali sehari

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.

Priice Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995. Patofisiologi, Edisi Empat. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar