Muslim mana yang tidak mengenal kewajiban shalat lima waktu? Urusan ini adalah ma’lum min ad-din bi adl-dlarurah. Perkara yang telah diketahui sedemikian pentingnya. Pelajaran shalat adalah pelajaran pertama bagi setiap muslim di dalam keluarganya. Lalu di majlis-majlis taklim, tak bosan-bosan para mubaligh dan mualim mengajarkan kembali pentingnya dan tatacara pelaksanaan shalat.
Tapi seperti sebuah anomali, shalat yang merupakan hukum Islam yang elementer dan amat penting, juga teramat sering disampaikan dalam forum-forum pengajian, justru menjadi bagian yang kini amat mudah diabaikan. Dengan mudah kita bisa mendapati saudara kita yang meninggalkan shalat. Itu dilakukan dengan alasan yang ringan; khawatir pakaian terkotori najis, tanggung sedang menggarap pekerjaan, sedang di dalam kendaraan, atau yang cukup menggelikan banyak muslimah meninggalkan shalat dengan alasan tak membawa mukena.
Bukan hanya itu, siapa saja yang memahami tatacara shalat pastinya merasa masygul, bersedih jika melihat pelaksanaan shalat umat Islam pada hari ini. Banyak yang malas berjamaah ke mesjid, saat berjamaah pun tidak lagi memperhatikan kesempurnaan shaf, dan ketika mengerjakan tarawih seolah tumaninah pun tidak lagi jadi bagian rukun dari shalat.
Karenanya jauh-jauh hari, Rasulullah saw. telah mengingatkan kita semua. Sabdanya:
?? ????? ??????? ??? ??????? ???? ?????? ????? ????????
“Dan berapa banyak orang yang shalat tidak mendapatkan keuntungan apapun di sisi Allah Ta’ala”(HR. Al Hakim)
Astaghfirullah al-adzim! Pernahkah kita melakukan introspeksi terhadap ibadah shalat yang kita kerjakan? Ataukah kita sudah menjadi orang yang senantiasa puas dengan ibadah shalat kita selama ini? Jika kita meyakini bahwa shalat adalah tiang agama, dan penyambung hubungan kita dengan Allah, bukankah kita harus berusaha menunaikannya sebaik-baiknya? Ataukah kita sekedar menggugurkan kewajiban belaka? Sungguh Nabi saw. telah meminta umat untuk mewaspadai hal ini. Sabdanya: “Akan datang kepada manusia suatu masa, di dalam masa itu banyak orang yang merasa dirinya shalat, padahal sebenarnya mereka tidak bershalat.” (HR Ahmad)
Dan, sudahkah shalat kita ini mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar? Sudahkah shalat kita ini mendorong kita semakin mencintai syariatNya, dan memacu kita untuk berjuang menegakkan hukum-hukumNya? Allahumma taqabbal minna shalatana! [januar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar